Love at First Sight
Cerpen Cinta
7 Maret 2001:
Itu adalah tanggal yang paling diingat oleh Dara, 9 (Sembilan ) tahun yang lalu, adalah tanggal pertemuan pertama Dara dengan cowok yang bernama Prasetia. Saat itu, ujian mid semester baru saja usai, Dara dan Ana sampai di sekolah, setiap habis ujian mid semester pasti sekolah memberi waktu libur selama seminggu, tapi entah kenapa dua sahabat itu malah datang ke sekolah, memang masih banyak siswa yang datang ke sekolah hanya untuk sekedar nongkrong di kantin, atau melihat nilai di papan pengumuman.
“Ana, kamu udah lihat nilai kamu belom?”Tanya Dara, Ana yang sedang asyik minum es kelapa menoleh, “ehm… belom, sebentar lagi ya?tanggung nich…”Ujar Ana, Dara pun duduk di samping Ana, tak berapa lama dua gadis itu pun pergi melihat nilai mereka, “Gimana nilai kamu bagus gak?”Tanya Dara, “Alhamdulillah…, kamu?”Tanya Ana, “Alhamdulillah juga…nilai ku malah naik tahun ini.”Ujar Dara, “Wah.. selamat ya…”Ujar Ana , “Kamu udah mau pulang belom?”Tanya Ana, “Belom, emang kenapa?”Tanya Dara, “Eehm… gak apa- apa sich, aku malas pulang nich, lagi pula masih jam 10.”Ujar Ana, “Ya udah kamu mau kemana?”Tanya Dara, “Gak kemana- mana sich.”ujar Ana, ‘’Ya udah kita naik ke tingkat dua yuk.”ajak Dara, “Oke.”ujar Ana, dua sahabat itu pun naik ke tingkat dua.
Saat sudah ada di lantai dua,Dara sedang asyik melihat ke bawah mereka melihat banyak siswa yang berebut melihat nilai mereka, “Untung kita sudah lihat nilai duluan, kalo enggak kita bakalan rebutan tuch kayak mereka.”Ujar Ana, Dara mengangguk, karena jenuh melihat banyak nya siswa yang lagi melihat nilai, Dara pun membalikkan tubuhnya, tiba- tiba Dara melihat cowok berkacamata, rambut ikal, tinggi, putih, aaah…pokoknya Dara merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama alias “Love at first sight” jantung Dara gak berhenti “berdetak lebih kencang seperti genderang yang mau perang “ itu kata lagunya Dewa 19.
Malam nya Dara benar- benar gak bisa tidur, “Siapa ya nama cowok itu? Dia kelas berapa? Anak mana?”pertanyaan demi pertanyaan terus ada di pikiran Dara, tapi tetap saja tidak ada jawabannya, karena kelelahan Dara pun tertidur. Keesokan harinya di sekolah, “Ana, aku lagi jatuh cinta nich…, Love at first sight gitu.”ujar Dara, “Sama siapa?”Tanya Ana, “Aku gak tahu nama cowok itu, tapi yang pasti aku suka dia.”ujar Dara, “Gimana sich, jatuh cinta sama cowok tapi gak tahu namanya, kelas berapa?”Tanya Ana, “Gak tahu, tapi kayaknya adik kelas dech.”Ujar Dara, “Adik kelas?yang bener aja,” Ujar Ana, “Jadi gimana?”Tanya Dara, “Gimana apanya?”Tanya Ana, “Kamu mau nolong aku gak?”Tanya Dara, “Tolong apa?Nyari tahu cowok itu?”Tanya Ana, “Iya.”Ujar Dara, “Ya udah, ntar aku bantu,”Ujar Ana, “Thanks ya sahabat ku……”Ujar Dara sambil mencubit pipi Ana, “Aduh… sakit tauk…”teriak Ana, Dara hanya tersenyum .
“Dara kenalin nich temen aku, namanya Noni. “Ujar Ana sambil memperkenalkan teman barunya, “Hai, aku Dara,”sapa Dara, “Kamu kelas sebelah ya?”Tanya Dara, “Iya, aku temannya Ana, rumah kita Cuma beda beberapa gang aja, kadang kita juga pergi bareng.”Ujar Noni, “Oh ya,kamu kenal sama anak cowok berkacamata gak?kalo gak salah dia di kelas kamu juga dech.”ujar Dara, “Oh…emang ada sich anak cowok yang pakai kacamata, dia ketua kelas dan anggota osis gitu, emang kenapa?”Tanya Noni, “Enggak apa- apa, Tanya aja.”Ujar Dara, “Si Dara naksir sama cowok itu, emang nama tuch cowok siapa?”Tanya Ana, “Namanya Prasetia, dia itu anggota OSIS, dan ketua kelas juga, oh ya, dia selalu peringkat 1 di kelas kita.”Ujar Noni, “Oh, ya?gak sia- sia dech si Dara naksir ama si Prasetia itu, “Ujar Ana, “Kamu mau aku bantu gak, biar kamu bisa dekat sama Prasetia, “ujar Noni, “Mau… mau… tolong bantuin si Dara dekat sama si Prasetia itu ya Noni…”Ujar Ana, “Apaan sich, aku kan Cuma mau tahu namanya doang, gak lebih,”Ujar Dara, “Ah, masa?Cuma mau tahu namanya aja?ntar rugi loh…udah Noni, bantuin dia ya…’’Ujar Ana, “Siiip…”Ujar Noni sambil menunjukkkan jempolnya.
“Ana, aku mau curhat nich…”Ujar Dara, “Curhat apa, soal Prasetya ya?”tebak Ana, Dara mengangguk, “Ya udah, aku dengerin, ada apa?”Tanya Ana, “Ana, aku emang suka banget sama Prasetya, gak tahu kenapa sejak pertemuan pertama itu aku ngerasa suka, bahkan mungkin cinta, aku juga gak ngerti kenapa. Tapi jujur, aku mau kenal sama Prasetya itu, bukan karena aku mau jadi pacarnya, aku hanya suka dia, apalagi dia itu anggota OSIS, kesayangan para guru, dan ketua kelas pula, aku gak ada maksud untuk “mengganggunya”sebagai pelajar, kamu ngerti maksud aku kan? Makanya aku mau jangan sampai Prasetya tahu kalau aku suka sama dia, aku gak mau mengganggu dia, kamu ngerti kan?”Tanya Dara, “Iya , aku ngerti, nanti aku bilang ke Noni ya…”Ujar Ana, “Makasih ya Ana.” Ujar Dara, Ana mengangguk sambil tersenyum.
Tanpa di duga berita tentang Dara suka sama Prasetya beredar di sekolah, Tak terkecuali sama wali kelas Dara, “Dara, bapak mau bicara sama kamu.”Ujar Pak Fajar, “Ada apa ya pak?”Tanya Dara, “Benar kamu suka sama Prasetya?”ujar Pak Fajar, “Bapak tahu dari mana?”Tanya Dara, ‘’ Gak perlu kamu tahu Bapak tahu informasi itu dari siapa, jawab saja.”Ujar Pak Fajar, “Iiiya.. pak.”Ujar Dara, “Bapak ngerti sebagai remaja tentu kamu berhak ngerasain jatuh cinta, bapak juga pernah koq merasakan seperti yang kamu rasakan sekarang, Bapak Cuma mau prestasi kamu jangan berubah ya.”Ujar Pak Fajar, “Iya Pak saya janji.”Ujar Dara, “Kalo begitu mau bapak bantu gak?”Tanya Pak Fajar, “Bantu apa pak?”Tanya Dara , “Bapak bantu kamu dekat sama Prasetya, tapi prestasi belajar kamu harus lebih baik dari ini, kebetulan bapak juga ngajar di kelasnya Prasetya, dia juga ketua kelas juga anggota OSIS jadi bapak lebih mudah membantu, gimana?”Tanya Pak Fajar, “Tapi bapak kan guru, mana ada guru yang mau bantuin siswanya begini?”Tanya Dara, “Tapi kan bapak guru Funky….hehe…”Ujar Pak Fajar, “Maaf pak, bukannya saya gak mau bapak bantu, tapi saya gak berniat pacaran sama dia pak, kita masih sekolah,anggap aja ini cinta monyet, “ujar Dara, “Tapi, entah kenapa bapak merasa ini bukan “CIMON” kamu.” Ujar Pak Fajar,Dara hanya tersenyum.
Sebentar lagi hari perpisahan untuk anak kelas 3, “Dara, bentar lagi kita perpisahan lo.,kamu benar- benar gak mau aku bantu?”Tanya Noni, “Iya Noni, aku gak mau ganggu dia,”Ujar Dara, “Koq ganggu sich?ganggu apa coba,ntar kamu nyesal lo..paling enggak kamu kasih tahu ke Prasetya kalo kamu suka ama dia. “ Ujar Noni, “Tapi Non…”terlambat noni sudah pergi, Pulang sekolah,”Dara, kenalin nich Prasetya, “Ujar Noni sambil membawa Prasetya, Dara yang terkejut dengan cowok yang ada di depannya, hanya terdiam, “Koq, diam sich, ayo kenalan.”Ujar Noni. “Hai , aku Prasetya, kamu Dara ya, Noni banyak cerita tentang kamu.”Ujar Prasetya, “Oh ya, emang Noni cerita apa sama kamu?”Tanya Dara, “Tentang….”ujar Prasetya, dia tidak sempat menjawab, tiba- tiba di samping kami sudah ada pak fajar, “Nah, gitu dong kenalan…”Ujar Pak Fajar, “Pak Fajar…”.Ujar kami terkejut. “Prasetya, dara suka sama kamu, bapak juga setuju kalo kalian jadian. “ujar Pak Fajar, Dara yang mendengar ucapan pak Fajar sangat terkejut, Prasetya juga sama terkejutnya, rasanya Dara gak tahu mesti naruh mukanya dimana.
“Noni, aku malu tahu?”ujar Dara, “Malu kenapa?kejadian tadi?”Tanya Noni, Dara mengangguk, “Bukannya bagus, itu kan berarti peluang kamu semakin besar untuk bisa dekat sama Prasetya, “Ujar Noni, “Iya,Tapi aku malu sama Prasetya, nanti dia pikir aku ini cewek apaan lagi.’’ Ujar Dara, “Prasetya gak apa- apa koq, tenang aja.”Ujar Noni.
Hari ini adalah hari perpisahan kelas 3, “Dara, kamu gak mau ungkapin perasaan kamu ke Prasetya?”Tanya Ana, Dara menggeleng, “Kenapa?”Tanya Ana, “Aku gak mau mempermalukan dia depan teman- temannya, “ujar Dara, “Mempermalukan gimana? Kamu kan hanya mengungkapkan perasaan kamu saja, itu aja koq, kamu takut di tolak ya?”Tanya Ana, “Aku gak takut di tolak, aku gak mau aja, aku gak mau dia malu sama teman- temannya hanya karena aku, biar rasa ini aku simpan sendiri aja. “ ujar Dara, “Tapi kan Pak Fajar udah bilang sama Prasetya kalo kamu suka sama dia.” ujar Ana, “Iya, tapi setidaknya dia gak dengar langsung dari aku, aku gak mau.” ujar Dara sambil berlari meninggalkan Ana sambil menangis.
Besok adalah perpisahan sekolah, Malam ini Dara menulis surat buat prasetya, Dara langsung memasukkan surat itu ke tasnya, Keesokan harinya di sekolah, acara perpisahan berjalan meriah, Prasetya juga datang ke acara perpisahan itu, saat acara selesai, Dara menunggu Prasetya di gerbang sekolah, tapi Prasetya gak juga muncul, Dara pun bertanya ke Noni yang juga temannya Prasetya, “Noni, Prasetya mana?”Tanya Dara, “Dia baru aja pulang, emang kenapa?”Tanya Noni, “Gak apa- apa.”Ujar Dara,
Dara pun lari mencoba mengejar Prasetya, “Itu dia. “ batin Dara, dia melihat Prasetya sedang menyebrang, Dara pun mencoba menyusulnya, “Prasetya, tunggu…”Panggil dara, Prasetya pun menoleh, “Ada apa?”Tanya Prasetya, hati Dara saat itu entah seperti apa, sedih, karena harus pisah dengan Prasetya, senang karena bisa ngobrol sama Prasetya,pokoknya hatinya rasanya campur aduk ,”Ini.” Ujar Dara sambil memberikan sebuah surat, “Jangan di baca disini ya, oh ya maaf atas ulah teman- teman ku ya, makasih.” Ujar Dara yang langsung pergi meninggalkan Prasetya.
Setibanya di rumah, Prasetya pun membaca surat yang di berika Dara padanya,
“Dear Prasetya,
“Prasetya, apa kabar? Melalui surat ini aku ingin minta maaf sama kamu, maaf karena aku udah ganggu kamu sebagai seorang pelajar, gara- gara “rasa” yang aku punya untuk kamu, kamu pasti merasa gak nyaman, di tambah lagi ulah teman- temanku, tapi aku gak bermaksud ganggu kamu dengan perasaan yang aku punya buat kamu, tapi kalau kamu menganggap “rasa” aku ke kamu adalah sesuatu yang salah, aku minta maaf,Jujur aku merasa jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu. Kamu tahu, aku masih ingat kapan kita bertemu pertama kali, tanggal 7 Maret 2001 dan saat itu aku langsung suka sama kamu, percaya atau tidak itu terserah kamu, tapi jujur aku suka sama kamu, dan aku gak pernah ada niat untuk “menganggu” kamu atas perasaanku itu,Maaf juga untuk ulah teman- temanku bahkan Pak Fajar, yang aku sendiri tadinya gak tahu kalau ternyata Pak Fajar tahu tentang perasaan aku ke kamu, tapi lepas dari semuanya aku mau ngucapin terimakasih atas semua kenangan yang tanpa sengaja telah kamu berikan ke aku, sekali lagi aku minta maaf.” From: Dara.
Prasetya menyimpan surat itu di laci meja belajarnya, “Kenapa tidak mengungkapkannya dari dulu, kalau saja aku tahu itu sejak dulu, pasti gak kan terjadi seperti ini, entah kapan kita bisa bertemu lagi,Dara.” Ujar Prasetya.
By: Ziah
0 komentar:
Post a Comment