Ayahku Petani Karet
Puisi Untuk Ayah
Ayah ku tercinta seorang petani karet
Menuai hasil karetnya pada hari ahad
Berangkat pagi hingga senja
Demi mencari sesuap nasi untuk keluarga tercinta
Tak dihiraukan panas membakar kulitnya
Akar kayu rimba menusuk kakinya yang tua
Semak belukar tempat hidup binatang buas yang harus dilaluinya
Tidak menyurutkan langkah mu ayah ku tercinta
Cucur keringat yang telah tercurahkan
Hembusan nafas yang telah dikeluarkan
Tenaga yang semakin hari semakain menurun
Keriput tulang pipih mu gambaran perjuangan
Namun semangat mu tak pernah pudar
Meski terkadang langkah mu gemetar
Begitulah pengorbanannya
Sabagai seorang ayah dari anak-anaknya
Juga sebagai seorang suami dari istrinya
Dalam mencari nafkah tak kenal lelah
Ayah begitulah besarnya jasa mu
Tak akan ternilai oleh rupiah
Tak akan terbayar oleh segudang emas
Tak akan bisa digantikan oleh intan dan permata
Pengirim : Gimin Saputra,Teluk Beringin (Riau)
0 komentar:
Post a Comment