Pengintaian Galuh
Cerpen Cinta
‘Assalamu’alaikum’ Dista menuju meja yang bertuliskan Rina Briliant Sp.d. dan menunjukkan beberapa makalah kepada Bu Rina.‘sudah terkumpul semua?’‘ada satu kelompok yang belum mengumpulkan, harusnya makalahnya hari ini selesai, tapi karena data-datanya hilang semua sama virus, jadi mereka harus membuat ulang Bu’ Dista menjelaskan yang sebenar-benarnya.‘kelompok berapa yang belum mengumpulkan?’‘kelompok lima Bu’‘bilang sama mereka, Ibu kasih waktu tiga hari lagi, kalo nggak selesai juga ibu nggak akan kasih nilai praktek buat mereka’‘iya bu’ Dista pamitan pada beliau dan bergegas menuju kelas. Disepanjang perjalanan menuju kelas, sebelumnya ia harus melewati lapangan sekolah terlebih dahulu. Terlihat olehnya Galuh, Refi, Uki dan teman-temannya sedang bermain basket disana.
Tak disadari olehnya, sepanjang perjalanan itu, ia terus memperhatikan Galuh. Langkahnya dibuat pelan, pandangan terpusat olehnya, hampir saja ia menubruk dinding didepannya.‘Masya Allah’ Dista celingak-celingukan melihat keadaan sekitar ‘untung aja nggak ada yang liat dan untung aja nggak beneran nabrak’ ‘so cool’ kata Dista sinis. Dista mengalihkan pandangannya dan kembali ketujuan semula untuk menuju kelas. Namun beberapa detik kemudian ia kembali menatap Galuh.“siapa dia?” kata Dista dalam hati. Hari Senin, saat upacara bendera, para murid berseragam putih abu-abu telah berkumpul dilapangan. Dista celingak-celingukan mencari seseorang dalam barisannya, ketika ia mendapatkan sosok yang ia cari-cari dari tadi, ia berusaha untuk melihatnya lebih jelas. Siapa sosok itu? Apa yang terjadi dengannya, ternyata sosok itu adalah Galuh. Untuk yang kesekian kalinya ia memandangnya.
Galuh yang sedang asyik mengobrol dan sesekali ia menjaili teman disebelahnya. Upacara yang sungguh tidak tertib dibarisan itu. Ia mengambil sebuah sedotan didalam saku celananya dan mengikat sedotan itu dengan bentuk yang sedemikian rupa pada ikat pinggang Refi yang berada didepannya, tanpa sepengetahuan Refi rencana itu berhasil.
Kemudian Galuh beralih pada seorang pria dibelakangnya yaitu Michael dan dengan sengaja ia menginjak kaki Michael. Spontan jeritan keluar dari mulutnya.‘aw’ Michael langsung menutup mulut dengan tangannya, jelas ia kesakitan dan kaget, saat itu sedang hening, mungkinkah suaranya terdengar kemana-mana. Dan pandangan semua peserta upacara tertuju pada Michael. Cie… nggak semuanya kok, hanya sebagian.‘bikin malu aja loe’ Michael sedikit berbisik.‘biar eksis kel’ dengan nada yang sama Galuh sedikit berbisik.BUK. Michael menendang kaki Galuh, ‘aw’ jeritnya. Dengan cepat Michael langsung berkata pada Galuh ‘biar eksis luh’ sekali lagi, kini pandangan peserta upacara tertuju pada seorang murid, namun bukan Michael tapi Galuh. ‘satu sama’ tambah Michael sambil mengancungkan telunjuknya.
Dan kali ini Galuh mengalihkan pandangannya kebelakang pada barisan putri kemudian ia mendapatkan seorang wanita yang sedang memandangnya. Dengan kejailannya lagi tanpa ragu-ragu ia melambaikan tangannya kepada wanita itu sambil mengumbar senyum yang so cool ala Galuh. Dista buru-buru membenarkan lengan bajunya yang terlipat dan membenarkan ikat pinggang yang sedikit miring. Tak tahu harus berbuat apa lagi, ia sudah kehilangan gaya.
Sedikit-sedikit ia membenarkan kerudungnya yang tertiup oleh angin.
Kring….Jam pelajaran telah usai, kini saatnya Dista kembali kerumah.
‘Bilbis, pulang nggak?’‘ntar, loe duluan aja!’‘ya udah’Sepulang sekolah
Dista tak langsung pulang kerumah. Ia memilih untuk pergi kesuatu tempat terlebih dahulu.
Dista menatap dari kejauhan sebuah took bunga diseberang jalan. Seperti sedang menunggu sesuatu, tak sedikitpun ia beranjak dari tempat itu.
Sesekali Dista melihat jam mungil dilengannya. Agar tidak terlalu bosan, ia pun membaca komik detective conan favoritnya, tak lupa pula sesering mungkin ia menatap toko tersebut.Beberapa menit kemudian, keluarlah sosok pria dari toko tersebut.
Ternyata ia adalah Galuh dengan membawa serangkaian bunga mawar merah dan putih. Mulailah Dista beranjak dari tempat asalnya.
Membuntuti Galuh dengan sangat hati-hati agar tidak ketahuan. Hingga sampailah Galuh disebuah rumah sederhana diantara mewahnya rumah-rumah dan banyaknya gedung-gedung pencakar langit. Banyak sekali anak-anak kecil yang sedang bermain.
Galuh pun masuk dan mengumbar senyum pada anak-anak tersebut.Dista yang menatap dari kejauhan tampak berpikir sesuatu, “rumah itu, bukankah panti asuhan?
Aku mengenalnya, sangat taka sing bagiku, sudah lama sekali Aku tidak ketempat itu” kata Dista dalam hati, secara tak sadar kini Dista terlelap dalam lamunannya.“woi…!!!” seseorang melambaikan tangannya didepan wajah Dista yang sedang melamun.Sontak Dista kaget dan salah tingkah.
“Galuh?” buru-buru Dista membalikkan badannya dan pergi menjauh.“besok-besok kalo mau ngikutin gue lagi jangan sampe ketahuan ya! Oh iya jangan pake ngelamun juga!!!” teriak Galuh ketika Dista pergi berlalu.Dengan sangat malu Dista berlari sejauh mungkin sambil menutupi sebagian mukanya.“bodoh banget sih, kenapa bisa sampe ketahuan” gumam Dista.Keesokan harinya, setelah pelajaran Fisika selesai, Dista melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah yang terletak diantara ruang kesenian dan ruang ganti wanita. Segelas es capucinno telah ada dihadapannya.“makasih ya pak” katanya kepada penjual es.Tanpa ragu-ragu Dista meneguk es tersebut.
Ditatapnya sebuah foto mini yang selalu disimpan dalam dompet kesayangannya.
“kayaknya loe nggak bakat deh buat jadi kayak Shinichi Kudo”
Galuh tiba-tiba berada didepannya.“maksud kamu?” Tanya Dista heran.“sampe sekarang aja loe masih ragu dan nggak yakin kalo gue adalah Galuh temen loe waktu kecil di panti asuhan”Dista mulai menampakkan wajah sumringahnya.“jadi bener, kamu Galuh gigi reges yang suka makan coklat?” Dista masih tak percaya, “kok beda ya?”“ya beda lah, gue sekarang udah gede dan tambah ganteng, iya kan?” katanya menyombongkan diri.“dih, kegeeran sendiri” Dista memukul bahu Galuh.“Aku nggak nyangka bakalan ketemu lagi sama kamu setelah kita sudah diadopsi” Ia mempersilahkan Galuh untuk duduk.“gue juga masih nyimpen foto itu” Galuh menunjuk selembar foto yang dipegang oleh Dista, “foto itu diambil waktu pertamakali kita diajak jalan-jalan sama Ibu panti asuhan ke Monas. Dan lihat, loe selalu bawa komik detective conan kemana pun loe pergi” dalam foto itu terlihat Dista sedang membawa komik detective conan, “dulu setiap loe ditanya sama orang tentang cita-cita, loe selalu jawab, Aku ingin jadi seperti tokoh Shinichi Kudo yang ada di komik ini, soalnya dia orangnya pintar dan jenius juga bisa memecahkan masalah dengan cerdik” Galuh memperagakan gaya bicara Dista waktu kecil.“Aku juga paling inget waktu kamu kecil paling bandel dan suka dipanggil sama anak-anak yang lain gigi reges suka makan coklat”Seperti orang yang sedang bernostalgia, mereka pun asyik tengelam dalam cerita-cerita semasa kecil. Dari gaya bicara mereka, sangat terlihat bahwa masa kecil mereka sangat menyenangkan walaupun tak ada orang tua sesungguhnya. Pengintaian yang dilakukan Dista berakhir sampai sini. Semuanya sudah terungkap, ternyata dugaannya selama ini benar. Galuh adalah teman semasa kecilnya.Inilah pertemuan mereka setelah perpisahan yang begitu lama. Keakraban itu mulai tumbuh lagi saat ini.Sepulang sekolah nanti Dista dan Galuh berencana untuk mengunjungi panti asuhan tempat mereka tinggal semasa kecil.
Setelah itu Dista akan berkunjung kerumah Galuh untuk meminjam 8 seri komik detective conan.
Nggak jauh-jauh deh sama komik Detective Conan terutama Shinichi Kudonya.
By: Umi Kulsum (oemi_mori@yahoo.co.id)
0 komentar:
Post a Comment