Cerpen Cinta
Pagi itu udara begitu segar, dan langit pun cerah di temani sang mentari, burung-burung berkicau dengan riangnya menyambut hari itu, tapi tidak bagi Bayu. Ia tampak terburu-buru untuk pergi ke sekolah. Dengan mengenakan seragam yang masih lusuh, dan rambut sedikit berantakan ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar yang berukuran 3x4 itu.
“Bu, Bayu berangkat, assalamualaikum”,ucap Bayu kepada ibunya dengan langkah terburu-buru. “Walaikumsalam, kamu gak sarapan dulu Bayu”,balas ibunya. Bayu yang sedang terburu-buru untuk berangkat sekolah, tidak menanggapi perkataan ibunya. “sial.., gara-gara nonton bola tadi malam, aku jadi bangun kesiangan” ,ucap Bayu sambil terus mempercepat langkanhya.
Dengan nafas terengah-engah Bayu akhirnya sampai disekolahnya “SMA Manndiri”, tanpa menghiraukan kondisinya yang sedang kelelahan gara-gara berlari, siswa yang baru beberapa minggu lalu berstatus sebagai siwa kelas 3IPA5 pun, segera menuju masuk ke dalam kelas yang letaknya bersebelahan dengan ruang UKS. “Hufff, untung aku belum terlambat”,ucapnya dalam hati sambil meletakkan tasnya di sebuah meja yang terletak di barisan kedua dari belakang. Meja yang sudah penuh dengan corat-coret dan gambar buatannya adalah meja favoritnya sejak waktu pertama kali belajar di kelas itu.
Dengan mengipas-ngipaskan buku dengan tangan kanan, ia mencoba menghilangkan rasa lelahnya, sedang tangan yang satunya berusaha membersihkan keringatnya yang bercucuran. Selang beberapa menit kemudian bel pertanda masuk berbunyi, dan pelajaran pun di mulai. Pelajaran pagi itu adalah Matematika.
Bayu yang kelelahan gara-gara berlari-lari menuju sekolah tidak bisa berkonsentrasi dengan baik dengan rumus-rumus yang diijelaskan Bu Dewi di depan kelas, ditambah lagi akhir-akhir ini ia sering melamun memikirkan seorang gadis yang baru dikenalnya sebulan yang lalu, di sebuah pusat perbelanjaan di dekat rumahnya, gadis itu bernama lengkap Mila Putri. Dan ternyata Mila juga bersekolah di tempat yang sama dengan Bayu, ia baru pindah 2 bulan yang lalu, dan sekarang ia adalah warga kelas 3IPA1.
Wajar saja kalau Bayu tidak mengenalnya, dan lagi pula Bayu jarang main ke kelas itu, lantaran teman-teman akrabnya tidak ada di sana. Mila adalah sosok wanita yang berkepribadian, baik, cantik, dan juga pintar. Sebenarnya Bayu sudah menaruh hati pada gadis itu, sejak pertama kali bertemu.
Ia merasa nyambung dan cocok dengan Mila. Matanya yang indah, tutur katanya yang lembut, ditambah lagi senyumnya yang manis, membuat Bayu semakin terpesona. Bayu sudah tahu, kalau Mila belum punya pacar alias single. Namun hingga saat ini ia tidak berani mengungkapkan perasaannya itu kepada Mila. Ia malu kalau nanti Mila akan menolak cintanya. Padahal di sisi lain, Mila sendiri sebetulnya juga menaruh hati kepada Bayu, dan berharap Bayu akan mengutarakan perasaannya kepada dirinya.
Memang persahabatan mereka belum lama, tapi sejak menjadi panitia dalam acara ulang tahun sekolah yang diadakan baru-baru ini persahabatan keduanya semakin dekat. Sepanjang jam pelajaran Bayu terus melamun, tak satupun mata pelajaran hari itu yang ia bisa berkonsentrasi dengan baik. Bayang-bayang Mila terus berada di pikirannya. “Aku harus bagaimana ya..?”pikir Bayu dalam hati, sambil mencoret-coret bukunya. “Bilang ke Mila atau nggak ya”, sambungnya, yang masih dilanda kebimbangan. “Teeetttt”,bel tanda pelajaran telah selesai pun berbunyi. Bayu yang masih melamun pun, kaget mendengar suara bel tersebut. Ia segera merapikan buku-bukunya yang ada di meja, dan kemudian dimasukkan ke dalam tas, dan bergegas untuk meninggalkan kelas. Baru saja melangkah di depan pintu, tiba-tiba wanita yang diincarnya lewat, dengan perasaan berdebar-berdebar Bayu menyapa Mila. “Hai mil”,ucap Bayu dengan wajah tersenyum.
Belum sempat Mila menjawab sapaan dari Bayu, Bayu langsung menyambung kalimatnya dengan cepat. “ sendirian aja nih”,sambung Bayu “Iya nich, kamu koq sendirian juga Bayu, biasanya kamu bareng sama Hendra dan Tomi?”,tutur Mila “Ooh iya, tadi mereka ada urusan jadinya pulang duluan”,jawab Bayu menimpali. “Pulang bareng yuk, mil”,ajak Bayu. “Boleh”,jawab Mila dengan wajah senyum. Sepanjang perjalanan pulang, Bayu dan Mila tampak riang, sesekali Bayu melontarkan lelucon-lelucon yang membuat Mila menjadi tertawa terpingkal-pingkal. Keduanya begitu serasi.
Dalam hati Bayu, ia sangat senang sekali karena bisa jalan berdua dengan dambaan hatinya. Terbersit niat untuk mengungkapkan isi hatinya kepada Mila, akan tetapi kegalauan kembali menyelimuti hatinya. Bayu pun tidak jadi mengungkapkan isi hatinya kepada Mila. Sebenarnya ada alasan lain,mengapa Bayu belum mengungkapkan perasaannya kepada Mila, yaitu kalau nanti ia berpacaran dengan Mila ia khawatir persahabatan yang dibangunnya dengan Mila akan putus, jika hubungan pacaran mereka putus. Sepanjang malam Bayu terus berpikir, menguras otaknya agar bisa mengambil keputusan yang bijak.
Sampai-sampai dalam tidurnya, ia mimpi tentang gadis pujaan hatinya itu. Waktu pun terus berlalu tanpa memperdulikan masalah yang dihadapi Bayu, hari pun terus berganti, dan ternyata keduanya tidak ada yang mengambil tindakan. Hingga akhirnya pada suatu hari ternyata Mila telah memiliki seorang pacar. Bayu pun hanya bisa menyesali kesalahannya, dan ia berharap semoga masih ada kesempatan kedua untuknya. (diahesu)
pengirim : bolabasket06@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment