Lirik Lagu Band Atau Penyanyi Musisi Indonesia Berdasarkan Huruf Abjad
0-9 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Cerpen Cinta Sedih : Bagaimana Kabarmu Kak ?

 Cerpen Cinta Sedih

 Pukul 04.35 WIB,hari Rabu,, petang itu aku seketika terbangun saat mama mengetuk pintu kamarku. Mama membangunkanku untuk sholat subuh. Ntah mengapa aku langsung terbangun,padahal biasanya aku selalu lelet. “Van,ayo bangun!!!” teriak mama dari balik pintu kamarku “Iya ma,ni aku bangun.” Jawabku “Gak biasanya dia langsung bangun dan nyahut di bangunin.”gumam mama dalam hati. Aku menyambar handuk di depan kamar mandi,cuci muka,kemudian mengambil air wudlu.

Ketika aku di dalam kamar mandi, aku mendengar ponselku berdering. Aku segera keluar dari kamar mandi dan melihatnya. Aku barjalan menuju meja belajar sambil meletakkan handuk di tempatnya kembali. “kak sena”☺
Adekku saying,ayo bangun sholat subuh!!setelah itu mandi dan mempersiapkan sekolah… “Wah kak Sena kalah cepat nih…” kataku dalam hati sambil membalas sms kak Sena. Kakak kalah cepet nih..aku udah bngun dluan.. Ku klik tombol send,,tak lama kemudian ada laporan terkirim yang tandanya smsku masuk. Beberapa menit kemudian ada balasan dari kak Sena. Wah adekku mulai rajin nih..yaudah cepet sholat sana..keburu waktunya habis..kaka mau jogging dulu ya.. ☺


Aku tak membalas smsnya,karena aku baru selesai sholat. Aku hanya tersenyun dalam hati. Namun ada yang mengganjal dalam senyumku tadi. Seperti ada sesuatu yang buruk yang akan menimpa orang terdekatku. Padahal semuanya baik – baik saja.

(˛•̃•̃) / (•̃•̃¸) 

Sena,, Antasena Punggawa Dewa. Seseorang yang begitu dekat denganku. Aku menganggap dia sebagai kakakku,tentunya aku memanggil dia kakak atau kak Sena. Dia pun begitu kepadaku. Dia menganggap aku adiknya karena aku mirip adiknya yang meninggal. Kita memiliki kesamaan yaitu sama – sama di tinggal orang yang di saying. Aku masih ingat ketika adiknya meninggal saat ulang tahunnya. Begitu menyakitkan, demi kak Sena,kakaknya tercinta ia rela mati. Adiknya itu menyelamatkan nyawa kakaknya dari truk yang siap melahapnya dari belakang. Secepat kilat adik kak sena mendorongnya menggantikan posisi kak sena.

Tabrakan tak bias lagi di hindari. Tubuh adik kak sena terlempar sejauh 2 meter dari tempat semula. Darah menyelimuti tubuh adik kak sena. Sebelum nyawanya pergi dri tubuhnya,ia sempat mengucapkan beberapa kalimat untuk kak sena. “syifa sayang kak sena. Kak sena jangan nakal ya…asyhaduallailahailallah waasyhaduanna muhammadarrasulullah..” Semuanya hening, kak Sena menangis dan berteriak memanggil nama adiknya sekencang – kencangnya diiringi hujan yang tiba – tiba turun lebat.darah bercampur air hujan mengubah warna bajunya yang putih menjadi merah muda. Sejak saat itulah aku iba melihat kak Sena yang sering melamun. Tanpa segan, sebagai teman satu kelompoknya , aku menghibur dia.

Dia merespon aku dan akhirnya dia menjadikanku adik. Tetapi tetap tidak ada yang bias menggantikan posisi syifa dalam hati kak sena. Setiap seminggu sekali aku dan kak sena mengunjungi makam syifa.

 (˛•̃•̃) / (•̃•̃¸) 

“waduh…udah hampir jam 7…telat nih..”kataku sambil menyambar tas yang ada di kursi meja makan. “ma, Ivana berangkat dulu ya..Assalamualaikum”tambahku. “waalaikumsalam..hati – hati van…” “pak ayo berangkat nanti telat.”seruku kepada pak darmawan,supir keluargaku. “iya non.”jawab pak darmawan singkat. Tidak sampai sepuluh menit, aku tiba di sekolahku tercinta. SMPN 2 KREMBUNG. Aku masih kelas 8 di ruang A. sesampainya di kelas, suasananya sepi hanya ada dua orang di dalam kelas. Ada Anita dan Fransiska, mereka temanku satu kelompok. Tetapi tak perlu menunggu lama, teman – teman yang lain berbondong – bonding masuk kelas. Lima menit kemudian bel tanda masuk telah berbunyi.

Namun aku tak melihat sosok Kak Sena. Aku mulai khawatir dengan keadaan ini. Akan tetapi kekhawatiranku sirna sudah setelah aku melihat sosok lelaki yang taka sing lagi bagiku, kak Sena muncul dari sebelah barat. Aku pun tersenyum. Jam pertama adalah fisika,bu Annisa yang mengajar pelajaran tersebut. Selama pelajaran aku merasakan dalam diri dan sikap kak Sena, tapi aku masih tidak mengerti dengan apa yang kurasakan. Tak terasa dua jam pelajaran telah berlalu. Pelajaran selanjutnya adalah TIK, namun karena pak Sinwani guru TIK ku tidak bias hadir jam pelajaran di kelasku menjadi kosong. Teman – teman mulai membuat gaduh. Tetapi tidak kak Sena, ia yang biasanya memimpin teman – temannya membuat gaduh saat jam kosong, kini memilih diam sambil mengerjakan LKS yang belum terisi.

Aku menghampirinya dan duduk di bangku Edo teman sebangku kak Sena yang kosong. “Kak, gak ikut anak – anak guraau bersama?”tanyaku keheranan. “nggak dek..kakak lagi gak mood aja kok”jawab kak sena dengan nada yang memang benar – benar gak mood. “kakak kenapa sih??sakit ya??”tanyaku tidak puas dengan jawaban kak Sena. “Ivana..kakak gak sakit kok!!!kakak lagi gak mood aja. Kamu gak usah khawatir.”jelas kak sena Dengan raut muka masam, aku lebih memilih meninggalkan kak Sena sendiri. Secepat kilat kak Sena menarik tanganku. “dek, temani kakak donk. Kamu di sini aja !”pinta kak Sena dengan wajah memohon. “iya kak,,adek disini kok nemenin kak Sena” Ku lontarkan senyum termanis dan termanjaku untuk kak Sena. Seperti biasanya kak Sena mencubit pipiku yang menurutnya menggemaskan. Tak jarang pipiku merah karena tangan kepitingnya selalu mendarat di pipiku

 (˛•̃•̃) / (•̃•̃¸) 

Tak terasa waktu cepat berlalu. Sekarang jam menunjukkan pukul 13.00 WIB,saatnya pulang. Tapi tidak bagiku. Aku harus tinggal di sekolah untuk sementara waktu. Karena aku ada kegiatan tutor sebaya bagi anak – anak peringkat 1- 6 di setiap kelas. Sebelum pulang, kak Sena berpamitan denganku,namun hatiku sangat berat untuk membiarkan dia pergi.hatiku terus berkata “jangan pulang…jangan pulang…”. Tetapi harus bagaimana lagi, aku berharap ini hanya perasaanku saja. Aku tak tenang…sesekali aku mengirim sms ke kak Sena karena aku begitu khawatir dengannya,kekhawatiranku memuncak ketika kak Sena pulang. Akhirnya kak Sena menenangkanku melalui smsnya. Frederica Ivana,,adikku satu”X yang selalu ada buat kakak,,,sayang,kakak nggak apa”.kenapa sih kamu kok dari td cemas sama kakak??kamu lihat sendiri kan kakak dari td nggak kenapa”??kamu jangan khawatir,,di rumah juga ada orang tua kakak kok..qm konsen aja sama bimbingan kamu…udah jangan sms terus..nanti di marahi gurunya loh…

Aku membalas sms kak Sena : Iya kakakku sayang…aq Cuma khwatir dg keadaan kakak..kakak istirahat aja ya di rumah..jangan nakal loh…hehehehe :D Aku mulai sedikit tenang namun ga sepenuhnya.aku mulai bimbang tak karuan. Satu jam kemudian tutor sebaya di sekolahku usai. Tiba – tiba kilat di sambut Guntur yang menggelegar di langit. Aku terkejut,aku lalu ingat pada kak Sena. Kekhawatiranku muncul kembali diiringi bunyi sms dari ponselku. Dari kak Sena. Dek, sebentar lagi hujan lebat. Kakak jemput ya?? Belum selesai aku membalas sms kak Sena,kak Sena menelpon aku. “halo Assalamualaikum..”terdengar suara Kak Sena dari seberang telepon. “Waalaikumsalam. Ada apa kak?” “dek aku jemput ya?hujannya deras..kakak khawatir sama kamu.” “gak usah kak..nanti aja kalau udah reda.” “kalau udah begini lama redanya adek..tugas kamu juga masih banyak kan di rumah?” “kak,ivana mohon jangan nekat..!!”

“halo..halo…ivana???” Tiba – tiba telepon terputus karena bad signal. Aku mulai cemas..semakin cemas,aku takut kalau kak Sena nekat menjemput aku di tengah langit yang sedang menangis deras. Aku mulai menitikkan air mata tak thu apa yang harus aku lakukan. Berkali – kali aku mencoba menghubungi kak Sena namun gagal. Aku menangis , aku bingung. Hatiku terasa sakit, aku merasakan sesuatu akan terjadi pada kak Sena. Tangisanku tertunda karena seorang adik kelas memanggil – manggil namaku dengan nada terbatah – batah seperti ada kejadian aneh. “kak…kak ivana…kakak…kesini kak..”teriak anak itu memanggilku sambil melambaikan tangan ke arahku. Aku seketika berlari menghampiri anak itu. “kak…kak Sena kak…” “kak sena kenapa dek?”tanyaku “kak sena kecelakaan!” Aku hanya diam terpaku mendengar berita itu. Tanpa sengaja aku menjatuhkan ponselku di rerumputan yang tergenang air hujan.

Aku berlari menerobos di tengah – tengah air mata langit yang turun begitu deras. Aku tak mempedulikan semuanya. Aku langsung mengangkat kepala kak Sena di atas pangkuanku. Seluruh tubuhnya berlumuran darah. Karena dia khawatir akan aku, dia nekat menjemputku,saking tergesa – gesanya dia,dia tak mengerti akan jalan yang licin. Dia tergelincir dan menjadi santapan truk di belakangnya. Aku menangis sejadi – jadinya. Sebelum kak Sena meninggalkan aku dan semuanya, kak Sena mengatakan beberapa kalimat untukku. “ivana,aku sayang sama kamu.aku sayang sama kamu bukan sekedar sebagai adek,aku ingin menyayangimu sebagai kekasih hatiku. Namun Allah berkehendak lain, aku akan berdo’a kepada Allah agar kita di satukan di surga nanti. I Love You.. asyhadualailahaillallah waasyhaduannamuhammdarrasulullah.” Kejadian itu terulang kembali. Persis seperti saat syifa meninggal. Aku hanya bisa menangis dan menangis, berdo’a dan berdo’a. selama seminggu lebih aktivitasku lumpuh akibat kematian kak Sena. Seminggu sekali aku mengunjungi makamnya. Satu
tahun kemudian…. Aku mengunjungi makam kak Sena “pagi kakak??apa kabarmu kak??baik – baik aja kan kak??kak,aku lulus.

Aku keterima di SMA favoritku. kakak juga ikutn seneng kan??” Lama sudah aku di makam kakak.. ketika hendak pulang, aku melihat kak Sena berdiri di samping tempat persinggahan terakhirnya, dia melemparkan senyum manis dan melambaikan tangannya kepadaku seakan member isyarat kepadaku Semoga berbahagia adekku ivana.. Antasena Punggawa Dewa SELESAI

BY : AZIZAH RAMADHANI MUSLIM
Facebook : azizah ramadhani 

Bookmark and Share it:

0 komentar:

Post a Comment